Archive for Oktober 2015
Penalaran
Sesuai
dengan kodratnya, manusia dibekali dengan hasrat ingin tahu. Hasrat ingin tahu
dalam diri manusia akan selalu memunculkan berbagai macam pertanyaan. Sebagai
akibatnya, manusia juga selalu berusaha mencari jawaban terhadap pertanyaan
yang muncul tadi. Hasrat ingin tahu tersebut akan terpenuhi apabila manusia
memperoleh pengetahuan baru atau mampu memecahkan masalah sebagai jawaban atas
pertanyaan-pertanyaan sendiri.
Biasanya
manusia selalu berpikir jika berhadapan dengan banyak permasalahan. Akan
tetapi, tidak semua masalah membuat kita terdorong untuk memikirkannya secara
sungguh-sungguh. Kegiatan berpikir tentang sesuatu secara sunguh-sungguh dan
logis inilah yang disebut Penalaran.
Penalaran
adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (pengamatan
empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan
pengamatan yang sejenis juga akan terbentuk proposisi – proposisi yang sejenis,
berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap benar, orang
menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui. Proses
inilah yang disebut menalar.
Dalam
penalaran, proposisi yang dijadikan dasar penyimpulan disebut dengan premis
(antesedens) dan hasil kesimpulannya disebut denganconsequence (konklusi).
Metode berpikir deduktif adalah metode berpikir yang menerapkan hal-hal yang
umum terlebih dahulu untuk seterusnya dihubungkan dalam bagian-bagiannya yang
khusus. Contoh: Masyarakat Indonesia konsumtif (umum) dikarenakan adanya
perubahan arti sebuah kesuksesan (khusus) dan kegiatan imitasi (khusus) dari
media-media hiburan yang menampilkan gaya hidup konsumtif sebagai prestasi
sosial dan penanda status sosial.
Ciri-ciri Penalaran
Berikut
ini merupakan ciri-ciri penalaran:
-
Adanya suatu pola berpikir yang secara
luas dapat disebut logika (penalaran merupakan suatu proses berpikir logis).
-
Sifat analitik dari proses berpikir.
Analisis pada hakikatnya merupakan suatu kegiatan berpikir berdasarkan
langkah-langkah tertentu. Perasaan intuisi merupakan cara berpikir secara
analitik.
Secara detail penalaran mempunyai
ciri-ciri sebagai berikut:
·
Logis, suatu penalaran harus memenuhi
unsur logis, artinya pemikiran yang ditimbang secara objektif dan didasarkan
pada data yang sahih.
·
Analitis, berarti bahwa kegiatan
penalaran tidak terlepas dari daya imajinatif seseorang dalam merangkai,
menyusun atau menghubungkan petunjuk-petunjuk akal pikirannya ke dalam suatu
pola tertentu.
·
Rasional, artinya adalah apa yang sedang
di nalar merupakan suatu fakta atau kenyataan yang memang dapat dipikirkan
secara mendalam.
Tahap-tahap Penalaran
Menurut
John Dewey, proses penalaran manusia dilakukan melalui beberapa tahap berikut:
1. Timbul
rasa sulit, baik dalam bentuk adaptasi terhadap alat, sulit mengenal sifat,
ataupun dalam menerangkan hal-hal yang muncul secara tiba-tiba.
2. Kemudian
rasa sulit tersebut diberi definisi dalam bentuk permasalahan.
3. Timbul
suatu kemungkinan pemecahan yang berupa reka-reka, hipotesis, inferensi atau
teori.
4. Ide-ide
pemecahan diuraikan secara rasional melalui pembentukan implikasi dengan cara
mengumpulkan bukti-bukti (data).
5. Menguatkan
pembuktian tentang ide-ide tersebut dan menyimpulkan melalui
keterangan-keterangan ataupun percobaan-percobaan.
Metode-metode Penalaran
Deduktif
Metode
berpikir deduktif adalah suatu metode berpikir yang menerapkan hal-hal yang
umum terlebih dahulu untuk seterusnya dihubungkan dalam bagian-bagian yang
khusus. Hal ini adalah suatu sistem penyusunan fakta yang telah diketahui
sebelumnya guna mencapai suatu kesimpulan yang logis. Dalam penalaran deduktif,
dilakukan melalui serangkaian pernyataan yang disebut silogisme dan terdiri
atas beberapa unsur yaitu:
1.
Dasar pemikiran utama (premis mayor)
2.
Dasar pemikiran kedua (premis minor)
3.
Kesimpulan
Jenis
penalaran deduktif yaitu:
·
Silogisme Kategorial = Silogisme yang
terjadi dari tiga proposisi.
·
Silogisme Hipotesis = Silogisme yang
terdiri atas premis mayor yang berproposisi konditional hipotesis.
·
Silogisme Akternatif = Silogisme yang
terdiri atas premis mayor berupa proposisi alternatif.
·
Entimen = Silogisme ini jarang ditemukan
dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam tulisan maupun lisan. Yang dikemukakan
hanya premis minor dan simpulan.
Contoh:
Premis
mayor : Semua siswa SMA kelas X wajib mengikuti pelajaran Sosiologi.
Premis
minor : Bob adalah siswa kelas X SMA
Kesimpulan : Bob wajib mengikuti jam pelajaran
Sosiologi
· CONTOH PARAGRAF DEDUKTIF
Chairil
Anwar terkenal sebagai penyair. Ia disebut penyair yang membawa pembaharuan
dalam puisi. Ada yang mengatakan dia sebagai seorang individualis. Ada yang
menilai bahwa ia seorang yang kurang bermoral dan plagiat karena ada sebagian
kecil dalam gubahannya merupakan jiplakan dari puisi asing. Dalam sajak-sajaknya
yang dikumpulkan dalam "Deru Campur Debu" memperlihatkan adanya
perbedaan bentuk, corak, gaya, dan isi. Tanggapan orang terhadap Chairil
berbeda-beda. Namun, bagaimanapun ia tetap seorang penyair besar yang membawa
kesegaran baru dalam bidang puisi pada 1945.
Penarikan
kesimpulan deduktif dibagi menjadi dua, yaitu penarikan langsung dan tidak
langsung.
1.
Penarikan simpulan secara langsung
Simpulan
secara langsung adalah penarikan simpulan yang ditarik dari satu premis. Premis
yaitu prosisi tempat menarik simpulan.
Simpulan
secara langsung:
1.
Semua S adalah P. (premis)
Sebagian
P adalah S. (simpulan)
Contoh:
Semua manusia mempunyai rambut. (premis)
Sebagian
yang mempunyai rambut adalah manusia. (simpulan)
2.
Semua S adalah P. (premis)
Tidak
satu pun S adalah tak-P. (simpulan)
Contoh:
Semua pistol adalah senjata berbahaya. (premis)
Tidak satu pun pistol adalah senjata tidak
berbahaya. (simpulan)
3.
Tidak satu pun S adalah P. (premis)
Semua
S adalah tak-P. (simpulan)
Contoh:
Tidak seekor pun gajah adalah jerapah. (premis)
Semua gajah adalah bukan jerapah. (simpulan)
4.
Semua S adalah P. (premis)
Tidak
satu-pun S adalah tak P. (simpulan)
Tidak
satu-pun tak P adalah S. (simpulan)
Contoh:
Semua kucing adalah berbulu. (premis)
Tidak
satu pun kucing adalah tak berbulu. (simpulan)
Tidak
satu pun yang tak berbulu adalah kucing. (simpulan)
2.
Penarikan simpulan secara tidak langsung
Untuk penarikan simpulan secara tidak
langsung diperlukan dua premis sebagai data. Dari dua premis tersebut akan
menghasilkan sebuah simpulan. Premis yang pertama adalah premis yang bersifat
umum dan premis yang kedua adalah premis yang bersifat khusus.
Jenis
penalaran deduksi dengan penarikan simpulan tidak langsung, yaitu:
1.
Silogisme
Silogisme
adalah suatu proses penarikan kesimpulan secara deduktif. Silogisme disusun
dari dua proposi (pernyataan) dan sebuah konklusi (kesimpulan).
Contohnya:
-
Semua manusia akan mati
-
Ani adalah manusia
Jadi,
Ani akan mati. (simpulan)
- Semua manusia bijaksana
- Semua dosen adalah manusia
Jadi,
semua dosen bijaksana. (simpulan)
2.
Entimen
Entimen
adalah penalaran deduksi secara tidak langsung. Dan dapat dikatakan silogisme
premisnya dihilangkan atau tidak diucapkan karena sudah sama-sama diketahui.
Contohnya
:
- Proses fotosintesis memerlukan sinar matahari
- Pada malam hari tidak ada sinar matahari
Pada
malam hari tidak mungkin ada proses fotosintesis.
- Semua ilmuwan adalah orang cerdas
- Anto adalah seorang ilmuwan.
Jadi,
Anto adalah orang cerdas.
Jadi,
dengan demikian silogisme dapat dijadikan entimen. Sebaliknya, entimen juga dapat dijadikan silogisme.
Induktif
Metode
berpikir induktif adalah metode yang digunakan dalam berpikir dengan bertolak
dari hal-hal yang bersifat khusus untuk menentukan kesimpulan yang bersifat
umum. Dalam penalaran induktif ini, kesimpulan ditarik dari sekumpulan fakta
peristiwa atau pernyataan yang bersifat umum.
Contoh:
Bukti
1 : logam 1 apabila dipanaskan akan memuai
Bukti
2 : logam 2 apabila dipanaskan akan memuai
Bukti
3 : logam 3 apabila dipanaskan akan memuai
Kesimpulan:
Semua logam apabila dipanaskan akan memuai.
Ciri-ciri Paragraf Induktif
1. Terlebih
dahulu menyebutkan peristiwa-peristiwa khusus
2. Kemudian,
menarik kesimpulan berdasarkan peristiwa-peristiwa khusus
3. Kesimpulan
terdapat di akhir paragraph
4. Menemukan
Kalimat Utama, Gagasan Utama, Kalimat Penjelas
5. Kalimat
utama paragraf induktif terletak di akhir paragraph
6. Gagasan
Utama terdapat pada kalimat utama
7. Kalimat
penjelas terletak sebelum kalimat utama, yakni yang mengungkapkan
peristiwa-peristiwa khusus
8. Kalimat
penjelas merupakan kalimat yang mendukung gagasa utama
Jenis Paragraf Induktif :
·
Generalisasi
·
Analogi
·
Klasifikasi
·
Perbandingan
·
Sebab akibat (terbagi menjadi tiga
jenis)
-Sebab
akibat
-Akibat
sebab
-Sebab
akibat 1 akibat 2
Pengertian Paragraf Generalisasi
Kata
kunci: “General = umum”
Generalisasi
adalah penalaran induktif dengan cara menarik kesimpulan secara umum
berdasarkan sejumlah data. Jumlah data atau peristiwa khusus yang dikemukakan
harus cukup dan dapat mewakili
Contoh
Paragraf Induktif Generalisasi
Setelah
karangan anak-anak kelas 3 diperiksa, ternyata Ali, toto, Alex, dan Burhan
mendapat nilai 8. Anak-anak yang lain mendapat 7. Hanya Maman yang 6, dan tidak
seorang pun mendapat nilai kurang. Boleh dikatakan, anak kelas 3 cukup pandai
mengarang. A.S. Broto (ed.)
Pengertian Paragraf Analogi
Analogi
adalah penalaran induktif dengan membandingkan dua hal yang banyak
persamaannya. Berdasarkan persamaan kedua hal tersebut, Anda dapat menarik
kesimpulan.
Contoh
Paragraf Induktif Analogi
Sifat
manusia ibarat padi yang terhampar di sawah yang luas. Ketika manusia itu
meraih kepandaian, kebesaran, dan kekayaan, sifatnya akan menjadi rendah hati
dan dermawan. Begitu pula dengan padi yang semakin berisi, ia akan semakin
merunduk. Apabila padi itu kosong, ia akan berdiri tegak.
Pengertian Paragraf Sebab Akibat
Paragraf
hubungan sebab akibat adalah paragraf yang dimulai dengan mengemukakan fakta
khusus yang menjadi sebab, dan sampai pada simpulan yang menjadi akibat.
Contoh
Paragraf Induktif Sebab Akibat
Kemarau
tahun ini cukup panjang. Sebelumnya, pohon-pohon di hutan sebagi penyerap air
banyak yang ditebang. Di samping itu, irigasi di desa ini tidak lancar.
Ditambah lagi dengan harga pupuk yang semakin mahal dan kurangnya pengetahuan
para petani dalam menggarap lahan pertaniannya. Oleh karena itu, tidak
mengherankan panen di desa ini selalu gagal.
Pengertian Paragraf Akibat Sebab
Paragraf
hubungan akibat sebab adalah paragraf yang dimulai dengan fakta khusus yang menjadi
akibat, kemudian fakta itu dianalisis untuk diambil kesimpulan.
Contoh
Paragraf Induktif Akibat Sebab
Hasil
panen para petani di Desa Cikaret hampir setiap musim tidak memuaskan. Banyak
tanaman yang mati sebelum berbuah karena diserang hama. Banyak pula tanaman
yang tidak berhasil tumbuh dengan baik.
Bukan
itu saja, pengairan pun tidak berjalan dengan lancar dan penataan letak tanaman
tidak sesuai dengan aturannya. Semua itu merupakan akibat dari kurangnya
pengetahuan para petani dalam pengolahan pertanian.
Pengertian Paragraf Sebab Akibat 1
Akibat 2
Dalam
paragraf hubungan sebab akibat 1 akibat 2, suatu penyebab dapat menimbulkan
serangkaian akibat. Akibat pertama berubah menjadi sebab yang menimbulkan
akibat kedua. Demikian seterusnya hingga timbul beberapa akibat.
Contoh
Paragraf Induktif Sebab Akibat 1 Akibat 2
Baru-baru
ini petani Cimanuk gagal panen karena tanaman padi mereka diserang hama wereng.
Peristiwa ini menelan kerugian ratusan juta rupiah. Selain itu, distribusi
beras ke kota-kota besar seperti Jakarta dan Bandung terganggu.
Pendekatan Ilmiah (Gabungan antara
Deduktif dan Induktif)
Metode
berpikir pendekatan ilmiah adalah penalaran yang menggabungkan cara berpikir
deduktif dengan cara berpikir induktif. Dalam pendekatan ilmiah, penalaran
disertai dengan suatu hipotesis.
Misalkan
seorang siswa yang apabila sebelum berangkat sekolah telah sarapan terlebih
dahulu dalam porsi yang banyak, dia tidak akan kelaparan hingga jam pelajaran
berakhir. Secara deduktif, akan disimpulkan bahwa setiap anak yang makan banyak
tidak akan cepat lapar. Untuk menjawab kasus seperti ini, kita ajukan
pertanyaan mengapa seorang siswa cepat lapar? Untuk itu, kita ajukan hipotesis
bahwa siswa akan cepat lapar jika makanan yang dimakan kurang memenuhi standar
gizi dan energi yang dihasilkan oleh makanan tersebut sedikit. Kemudian secara
induktif kita uji untuk mengetahui
apakah hasil pengujian mendukung atau tidak mendukung hipotesis yang diajukan
tersebut.referensi / sumber:
Entah
kenapa belakangan ini, sekitar 2 bulanan yg lalu sampai sekarang gua lagi
seneng banget bikin bikin musikalisasi puis, jadi malah kaya hobi gitu, oh iya
jadi, buat yg belum tau musikalisasi puisi itu apa, biar gua yg jelasin, “Musikalisasi puisi
adalah puisi yang di nyanyikan
sehingga seorang pendengar yang kurang paham menjadi paham, yang tidak bisa
menggambarkan sebuah isi puisi
bisa tau isi puisi tersebut.
Dengan mengkoloborasikan antara sastra dan musik. Musikalisasi puisi sudah menjadi sebagian dari sastra dan seni”
nah gitu kata google. Sejauh ini sih udah lumayan lah puisi gua, tapi ya ga bener
bener semuanya itu puisi karya gua, beberapa juga gua cuman re-make puisi orang, tapi gua juga
selalu ngasih tau kok kalo itu puisi karya siapa.
Nah kalo mau tau musikalisasi puisi itu kaya gimana,
khususnya punya gua, nih klik aja link dibawah ini:
at
last but not least. See ya!